Bitget App
Trading lebih cerdas
Beli kriptoPasarTradingFuturesEarnWawasanSelengkapnya
Whitepaper Telegram Open Network [IOU]

Telegram Open Network [IOU]: Platform Blockchain Komputer Super Terdistribusi

Whitepaper Telegram Open Network [IOU] ditulis oleh tim Telegram, terutama oleh co-founder Nikolai Durov, pertama kali dirilis pada Februari 2018, bertujuan menyediakan platform blockchain yang cepat, aman, dan skalabel untuk basis pengguna Telegram yang sangat besar, guna mengatasi keterbatasan kecepatan dan skalabilitas blockchain yang ada.


Whitepaper Telegram Open Network [IOU] bertema membangun “proyek jaringan blockchain yang cepat, aman, dan skalabel, mampu memproses jutaan transaksi per detik”. Keunikannya adalah arsitektur multi-blockchain (termasuk masterchain, workchain, dan shardchain), teknologi sharding dinamis, dan konsensus proof-of-stake (PoS), serta memperkenalkan TON Virtual Machine (TVM) untuk mendukung smart contract; makna Telegram Open Network [IOU] adalah menjadi komputer super terdesentralisasi dan sistem transfer nilai, menyediakan infrastruktur untuk aplikasi terdesentralisasi (dApps) dan berbagai layanan, serta berpotensi menjadi platform kripto untuk pasar massal.


Tujuan awal Telegram Open Network [IOU] adalah membangun “komputer dunia” yang terbuka dan netral, menghubungkan pengguna internet sehari-hari dengan teknologi blockchain dan kripto. Whitepaper Telegram Open Network [IOU] menekankan: lewat arsitektur multi-blockchain sharding inovatif dan konsensus proof-of-stake, tercapai keseimbangan antara desentralisasi, skalabilitas, dan keamanan, sehingga ekosistem blockchain yang throughput tinggi, latency rendah, dan ramah pengguna bisa terwujud, mendorong adopsi blockchain secara luas.

Peneliti yang tertarik dapat mengakses whitepaper Telegram Open Network [IOU] asli. Tautan whitepaper Telegram Open Network [IOU]: https://test.ton.org/ton.pdf

Ringkasan whitepaper Telegram Open Network [IOU]

Penulis: Sophia Beaumont
Terakhir diperbarui: 2025-11-28 22:53
Berikut ini adalah ringkasan dari whitepaper Telegram Open Network [IOU], dijelaskan dengan bahasa yang sederhana agar kamu dapat dengan cepat memahami whitepaper Telegram Open Network [IOU] dan memperoleh pemahaman yang lebih jelas tentang Telegram Open Network [IOU].

Apa itu Telegram Open Network [IOU]

Teman-teman, bayangkan jika aplikasi chat harianmu, seperti WeChat atau WhatsApp, tidak hanya bisa mengirim pesan, tapi juga memudahkan transfer uang, menyimpan file, bahkan mengakses berbagai aplikasi terdesentralisasi—keren, kan? Inilah visi besar awal dari Telegram Open Network (TON). Ia seperti “jalan tol digital” super pintar, digagas oleh pendiri aplikasi pesan instan populer Telegram, bertujuan membangun jaringan blockchain yang cepat, aman, dan skalabel, sehingga komunikasi dan transfer nilai di dunia digital semudah mengirim pesan.

Token awal proyek ini bernama Gram. Kamu bisa menganggapnya sebagai “tiket tol” atau “bahan bakar” di “jalan tol digital” ini, digunakan untuk membayar biaya transaksi, menggunakan layanan jaringan, dan lain-lain.

Namun, perlu ditekankan bahwa proyek ini yang dipimpin langsung oleh Telegram beserta token Gram-nya, pada Mei 2020 akhirnya ditinggalkan oleh pendiri Telegram, Pavel Durov, karena tekanan regulasi dari Securities and Exchange Commission (SEC) Amerika Serikat. Jadi, “Telegram Open Network [IOU]” dan “GRAM” yang kamu dengar sekarang lebih merujuk pada proyek resmi yang sudah dihentikan, atau “IOU” (surat utang) yang dipegang investor sebelum proyek dihentikan, mewakili hak atas token Gram di masa depan.

Tapi, ceritanya belum benar-benar berakhir. Meski Telegram resmi mundur, kode sumber TON diambil alih komunitas dan dikembangkan oleh developer independen serta TON Foundation, berevolusi menjadi “The Open Network” (namanya mirip, tapi bukan lagi proyek resmi Telegram), dengan token asli yang berganti nama menjadi Toncoin. Selain itu, di blockchain TON yang digerakkan komunitas, muncul juga token baru bernama “GRAM” yang dibuat oleh para penggemar, berbasis proof-of-work (PoW), dan sepenuhnya berbeda dari Gram yang dulu dirancang Telegram.

Visi Proyek & Nilai Utama

Visi inti Telegram Open Network (TON) adalah membuat pertukaran nilai digital semudah bertukar informasi. Bayangkan, kamu kirim pesan ke teman, sekaligus bisa transfer uang dengan kecepatan tinggi dan biaya sangat rendah—itulah target TON. Ia ingin menjadi platform kripto pertama yang benar-benar ramah pasar massal, mengatasi masalah blockchain saat itu seperti lambat, mahal, dan pengalaman pengguna yang kurang baik.

Keunikan TON adalah didukung basis pengguna Telegram yang sangat besar (saat itu ratusan juta pengguna), memberi keunggulan besar dalam adopsi dan promosi. Seperti toko baru yang langsung punya banyak pelanggan setia, pertumbuhannya pasti lebih cepat dari toko yang mulai dari nol. TON berharap lewat integrasi mendalam dengan Telegram, pengguna awam pun bisa mudah mengakses layanan blockchain tanpa perlu paham teknis yang rumit.

Karakteristik Teknologi

Desain TON sangat visioner, seperti jaringan jalan tol super dengan banyak jalur dan sistem lalu lintas pintar, mampu menangani lalu lintas (transaksi) dalam jumlah besar secara bersamaan.

Arsitektur Multi-chain & Teknologi Sharding

TON mengadopsi arsitektur “multi-blockchain” dan paradigma “infinite sharding”. Artinya, ia bukan hanya satu blockchain, tapi terdiri dari satu rantai utama (Masterchain) dan banyak rantai kerja (Workchains), di mana setiap Workchain bisa dipecah lagi menjadi rantai sharding (Shardchains) yang lebih kecil. Desain ini seperti mengubah jalan satu arah yang macet menjadi banyak jalan tol paralel, sangat meningkatkan kapasitas jaringan, secara teori bisa mencapai jutaan transaksi per detik.

Mekanisme Konsensus

TON menggunakan mekanisme konsensus Proof-of-Stake (PoS). Sederhananya, “akuntan” (validator) di jaringan harus staking sejumlah token (Gram) untuk mendapat hak memvalidasi transaksi dan membuat blok baru, serta menerima reward. Berbeda dengan Bitcoin yang memakai “proof-of-work” (mining) yang butuh banyak sumber daya komputasi, PoS biasanya lebih hemat energi dan efisien.

Smart Contract & Virtual Machine

TON juga mendukung smart contract, yaitu protokol digital yang berjalan otomatis dan tak bisa diubah. Seperti kamu dan teman sepakat, jika syarat terpenuhi, uang otomatis ditransfer. TON menjalankan smart contract lewat TON Virtual Machine (TVM), memberi developer alat kuat untuk membangun berbagai aplikasi terdesentralisasi (dApps).

Komponen Ekosistem

Selain blockchain inti, TON merancang serangkaian layanan pendukung untuk membangun ekosistem internet terdesentralisasi:

  • TON DNS: seperti sistem domain internet, membuat alamat blockchain yang rumit jadi mudah diingat seperti alamat web.
  • TON Storage: sistem penyimpanan file terdesentralisasi, sehingga file tidak hanya tersimpan di server perusahaan.
  • TON Proxy: menyediakan layanan anonim, melindungi privasi pengguna.
  • TON Payments: mendukung pembayaran mikro off-chain yang cepat, sehingga transaksi kecil pun efisien.

Tokenomics

Token yang awalnya direncanakan untuk Telegram Open Network adalah Gram.

Simbol & Total Supply Token

Simbol token adalah GRAM. Total pasokan awal yang direncanakan sekitar 5 miliar token.

Mekanisme Distribusi & Inflasi

Berdasarkan rencana awal, distribusi Gram cukup unik, pendiri Telegram Pavel Durov tidak memakai model mining tradisional, melainkan langsung menciptakan seluruh 5 miliar token untuk dijual ke investor. Selain itu, proyek menetapkan tingkat inflasi 2% per tahun, artinya total token akan berlipat ganda menjadi 10 miliar dalam 35 tahun.

Fungsi Token

Token Gram berperan sebagai “darah” ekosistem TON, dengan berbagai fungsi:

  • Biaya transaksi: pengguna membayar Gram untuk transaksi, eksekusi smart contract, dan lain-lain.
  • Pembayaran mikro: mendukung skenario pembayaran kecil dan frekuensi tinggi.
  • Akses DApps: sebagai “tiket masuk” ke berbagai aplikasi terdesentralisasi di ekosistem TON.
  • Staking & Governance: ikut serta dalam konsensus PoS, menjadi validator atau delegator, dan berpotensi berpartisipasi dalam tata kelola jaringan di masa depan.

Distribusi & Unlock Token

Pada dua putaran private sale tahun 2018, Telegram mengumpulkan dana sebesar 1,7 miliar dolar AS. Berdasarkan rencana awal, 52% Gram akan disimpan oleh Telegram, 44% dijual ke investor, dan 4% untuk anggaran pengembangan proyek. Namun, karena proyek akhirnya dihentikan, token Gram ini tidak pernah benar-benar didistribusikan ke publik.

Penting: Penjelasan di atas adalah tokenomics Gram dari proyek resmi Telegram, yang tidak pernah benar-benar diterbitkan. Saat ini, “The Open Network” yang digerakkan komunitas punya token asli sendiri yaitu Toncoin, dan ada juga token “GRAM” baru yang dibuat penggemar dengan karakter berbeda. Harap bedakan dengan jelas.

Tim, Tata Kelola & Pendanaan

Anggota Inti

Telegram Open Network awalnya digagas oleh pendiri Telegram Pavel Durov dan saudaranya Nikolai Durov. Nikolai Durov adalah penulis utama whitepaper teknologi blockchain TON, dengan keahlian mendalam di sistem terdistribusi, kriptografi, dan teknologi blockchain.

Penggalangan Dana

Di awal proyek, Telegram menggalang dana hingga 1,7 miliar dolar AS lewat dua putaran private SAFT (Simple Agreement for Future Tokens). Ini adalah salah satu fundraising terbesar di dunia kripto saat itu, menunjukkan ekspektasi pasar yang sangat tinggi.

Mekanisme Tata Kelola

Karena proyek resmi Telegram sudah dihentikan, mekanisme tata kelola awalnya tidak pernah benar-benar terwujud. Saat ini, “The Open Network” yang digerakkan komunitas dikelola oleh TON Foundation dan komunitas developer terbuka, dengan proses upgrade dan keputusan protokol yang terdesentralisasi.

Roadmap

Roadmap Telegram Open Network penuh ambisi, tapi juga banyak kejutan tak terduga.

Milestone Sejarah Penting

  • 2017: Tim Telegram mulai mengeksplorasi solusi blockchain dan mengembangkan kode TON.
  • Januari 2018: Telegram dan entitas terkait memulai private sale SAFT token “Gram”, mengumpulkan 1,7 miliar dolar AS.
  • Februari 2018: Telegram merilis whitepaper Telegram Open Network.
  • 2018: Testnet TON diluncurkan.
  • Oktober 2019: SEC Amerika mengajukan gugatan darurat terhadap Telegram, menuduh penjualan token Gram sebagai sekuritas tanpa registrasi.
  • Mei 2020: Setelah sengketa hukum dengan SEC, Pavel Durov mengumumkan Telegram mundur dari proyek TON. Token Gram tidak pernah resmi diterbitkan.

Rencana Masa Depan

Karena Telegram resmi mundur, proyek Telegram Open Network [IOU] tidak punya rencana resmi ke depan. Namun, kode sumbernya diambil alih komunitas dan berkembang menjadi “The Open Network” (TON), dengan roadmap dan rencana pengembangan aktif dari komunitas.

Peringatan Risiko Umum

Teman-teman, memahami risiko adalah pelajaran wajib dalam mengenal proyek blockchain. Untuk Telegram Open Network [IOU], ada beberapa risiko utama yang perlu diperhatikan:

Risiko Regulasi & Kepatuhan

Inilah penyebab langsung proyek resmi TON dihentikan. SEC Amerika menganggap token Gram sebagai sekuritas tanpa registrasi dan berhasil menghentikan penerbitannya. Ini menunjukkan besarnya ketidakpastian regulasi di dunia kripto, bahkan perusahaan sebesar Telegram pun bisa terpaksa mundur karena masalah regulasi.

Risiko Proyek Dihentikan

Kasus Telegram Open Network [IOU] membuktikan, proyek dengan dana besar dan teknologi canggih pun bisa terhenti karena tekanan eksternal (misal regulasi). Artinya, segala “IOU” atau turunan dari proyek yang sudah dihentikan sangat berisiko dan tidak pasti.

Risiko Pasar & Ekonomi

Jika ada token yang mengklaim sebagai “Telegram Open Network [IOU]” atau “GRAM”, nilainya sangat spekulatif. Karena proyek resmi sudah tidak ada, token tersebut mungkin tidak punya kegunaan nyata atau dukungan resmi, sehingga harganya bisa sangat fluktuatif, bahkan berpotensi menjadi nol.

Risiko Informasi yang Membingungkan

Saat ini ada “The Open Network” (TON) yang digerakkan komunitas dengan token asli Toncoin, dan token “GRAM” baru yang dibuat penggemar. Ini mudah membingungkan dengan proyek TON dan Gram asli dari Telegram. Investor harus teliti membedakan, jangan sampai salah paham.

Bukan Saran Investasi: Peringatan risiko di atas bertujuan agar kamu lebih memahami tantangan proyek ini. Ingat, investasi kripto selalu berisiko, lakukan riset mandiri dan putuskan sesuai toleransi risiko pribadi.

Daftar Verifikasi

Untuk Telegram Open Network [IOU], karena bagian resminya sudah dihentikan, verifikasi fokus pada pemahaman sejarah dan status saat ini.

  • Whitepaper: Bisa cek whitepaper dan spesifikasi teknis asli Telegram Open Network untuk memahami desain dan detail teknis awal. Dokumen ini kini lebih sebagai referensi sejarah.
  • Block Explorer: Untuk token Gram resmi Telegram, karena mainnet tidak pernah diterbitkan, tidak ada block explorer aktif. Jika menemukan token “GRAM”, pastikan di blockchain mana ia berjalan (misal, TON komunitas), dan cek block explorer terkait.
  • Aktivitas GitHub: Kode sumber Telegram Open Network bersifat open source. “The Open Network” komunitas punya aktivitas developer dan repo aktif di GitHub (misal: github.com/ton-blockchain/ton). Cek aktivitas repo untuk melihat perkembangan komunitas.
  • Pengumuman & Berita Resmi: Cek pengumuman Telegram tahun 2020 soal penghentian proyek TON, serta dokumen SEC terkait, untuk memahami alasan dan proses penghentian proyek.

Ringkasan Proyek

Teman-teman, Telegram Open Network [IOU] adalah proyek blockchain legendaris. Awalnya digagas dan dikembangkan oleh Telegram, aplikasi pesan instan global, dengan visi besar: membangun jaringan blockchain yang cepat, aman, dan skalabel, serta menerbitkan token Gram, agar teknologi blockchain bisa diakses ratusan juta pengguna awam, membuat pertukaran nilai digital semudah mengirim pesan. Secara teknologi, ia mengadopsi arsitektur multi-chain, infinite sharding, proof-of-stake, dan merancang ekosistem lengkap dengan storage terdesentralisasi, DNS, dan lain-lain.

Namun, meski proyek ini mendapat pendanaan besar hingga 1,7 miliar dolar AS dan perhatian dunia, akhirnya pada Mei 2020 harus dihentikan karena sengketa regulasi dengan SEC Amerika. SEC menganggap Gram sebagai sekuritas tanpa registrasi, dan keputusan ini memukul proyek hingga Telegram resmi mundur, Gram pun tidak pernah diterbitkan.

Kisah ini menunjukkan, proyek dengan teknologi dan basis pengguna kuat pun tidak bisa mengabaikan pentingnya kepatuhan regulasi. Pengalaman Telegram Open Network [IOU] adalah tonggak penting dalam sejarah kripto, mengungkap kerentanan proyek blockchain awal saat berhadapan dengan regulasi keuangan tradisional.

Perlu dicatat, setelah Telegram mundur, kode sumber TON diambil alih komunitas dan dikembangkan oleh developer independen serta TON Foundation, berevolusi menjadi “The Open Network” (TON) dengan token asli Toncoin. Selain itu, di blockchain TON komunitas, muncul juga token “GRAM” baru yang dibuat penggemar, berbeda dari Gram versi Telegram. Jadi, saat membahas “TON” atau “GRAM”, pastikan paham proyek dan konteks waktunya.

Singkatnya, Telegram Open Network [IOU] adalah proyek yang kini sudah menjadi sejarah, dan token Gram aslinya tidak pernah beredar. Jika menemukan peluang investasi “Telegram Open Network [IOU]” atau “GRAM”, harap sangat waspada, lakukan riset mandiri menyeluruh, dan pahami sejarah serta risiko yang ada. Ini bukan saran investasi, silakan riset sendiri dan putuskan dengan hati-hati.

Disclaimer: Penafsiran di atas merupakan pendapat pribadi penulis. Silakan verifikasi keakuratan semua informasi secara mandiri. Interpretasi ini tidak mewakili pandangan platform dan tidak dimaksudkan sebagai saran investasi. Untuk detail lebih lanjut tentang proyek ini, silakan lihat whitepapernya.

Bagaimana pendapat kamu tentang proyek Telegram Open Network [IOU]?

BagusBuruk
YaTidak