Kisah Pembentukan "Veteran" Kripto
Permainan bertahan hidup jangka panjang dalam dunia kripto.
Permainan bertahan hidup jangka panjang dalam dunia kripto.
Penulis: tradinghoe
Penerjemah: AididiapJP, Foresight News
Di dunia kripto, tidak ada yang lebih penting daripada bertahan hidup. Kamu harus memastikan bisa tetap bermain setiap hari, menjaga modal, dan terus belajar.
Kebanyakan orang tidak memahami hal ini saat pertama kali masuk. Mereka berharap bisa melompat ke kekayaan dalam beberapa bulan, menganggap kripto sebagai jalan pintas untuk menjadi kaya dalam semalam. Justru kesalahpahaman inilah yang membuat kebanyakan orang akhirnya gagal.
Di komunitas kripto, ada mitos yang beredar: selama kamu bertahan cukup lama, kamu pasti akan menghasilkan uang. Banyak orang selalu berpikir, selama tiga sampai lima tahun di bidang ini, pasti akan meraih kebebasan finansial.
Melihat para pemain awal, banyak orang akan bertanya: "Kenapa kamu belum jadi miliarder?"
Tapi kenyataannya: kripto bukanlah permainan cepat kaya, melainkan tentang siapa yang bisa bertahan sampai akhir. "Kesuksesan" tidak datang sesuai jadwal siapa pun, ia hanya muncul ketika persiapan, pelestarian modal, dan peluang bertemu secara bersamaan.

Pertandingan ini bukan tentang bertahan satu atau dua siklus saja, melainkan dimenangkan oleh mereka yang masih ada saat peluang datang, masih belajar, dan masih punya modal.
Bertahan hidup adalah yang utama, profit nomor dua.
Dua Tipe Orang yang Benar-Benar Sukses
Setelah cukup lama di dunia kripto, kamu akan menemukan bahwa para pemenang umumnya terbagi menjadi dua tipe:
1. Veteran Lintas Siklus
Mereka adalah veteran berpengalaman, telah melewati berbagai siklus pasar secara penuh.
Mereka pernah mengalami pecahnya gelembung ICO tahun 2017, menyaksikan naik turunnya DeFi Summer, ikut dalam kegilaan NFT, menderita kerugian besar saat insiden FTX, dan beberapa kali terkena likuidasi paksa.
Tapi mereka tetap bertahan.
Karena mereka menganggap "tetap di meja permainan" sebagai prinsip tertinggi.
Para "veteran" ini penuh luka, tahu apa itu kehancuran pasar, pernah tertipu, dibohongi, dan mendapat pelajaran. Namun setiap bencana membuat mereka semakin mahir: lebih bijak memilih, lebih sabar, dan lebih waspada.

2. Orang Pilihan Takdir
Tipe kedua ini seharusnya sudah tersingkir berkali-kali:
Mereka pernah kehilangan segalanya, berkali-kali. Aset di FTX habis tak bersisa, tanggal 10 Oktober terkena likuidasi karena salah posisi dengan leverage tinggi. Mereka membeli di puncak, menahan kerugian besar, pernah tertipu jelas-jelas, melakukan semua kesalahan pemula.
Tapi entah kenapa, mereka masih ada di sini.
Mungkin mereka hanya menaruh sedikit uang di FTX, mungkin setelah likuidasi masih ada cadangan di cold wallet, mungkin mereka selalu mulai dari awal, mungkin sekali waktu beruntung dapat kesempatan bangkit, atau mungkin ada yang membantu mereka. Bisa dibilang itu keberuntungan, takdir, atau sekadar tidak mau menyerah.
Mereka adalah orang yang berjudi sampai akhirnya beruntung.

Mereka belajar bertahan hidup dari penderitaan.
Perbedaan antara mereka yang bertahan lima tahun di sini dan yang cepat keluar sangat sederhana:
Penyintas belajar mengendalikan risiko, yang gagal hanya mengejar profit.
Penyintas fokus pada:
- Menjaga modal
- Hanya melakukan transaksi dengan peluang menang tinggi
- Tidak melakukan revenge trading
Yang gagal fokus pada:
- Mengejar setiap kenaikan dan penurunan
- Ingin cepat menggandakan uang
- Berpikir "orang lain untung, kenapa saya tidak?" bukan "di mana saya salah?"
Seperti tinju: sekeras apa pun pukulanmu, jika tidak bisa bertahan, kamu tidak akan bertahan satu ronde. Sekali kena counter, langsung jatuh. Sebesar apa pun seranganmu, tanpa pertahanan tetap sia-sia.
Trading juga begitu, pertahanan menentukan kemenangan.
Sekuat apa pun kemampuan analisis, jika tidak bisa melindungi modal, tetap tidak ada artinya. Satu kesalahan, satu leverage tinggi, bisa membuatmu keluar dari permainan.
Menyerang memang seru, tapi bertahanlah yang membuatmu bertahan sampai akhir.
Kenyataan pahit: kebanyakan orang gagal karena hanya ingin untung, lupa belajar cara agar tidak rugi dulu.
Paradoks "Kehabisan Modal"
Sering ada yang bilang: kehilangan segalanya sekali bisa mengubahmu.
Melihat aset jadi nol, membawa proses rendah hati dan waspada yang menyakitkan, tapi bisa membuatmu berkembang.
Kerugian bisa menghilangkan kebiasaan buruk, menghapus kesombongan, membuatmu sadar pasar tidak peduli pada emosimu, analisismu, atau kepintaranmu. Pasar selalu siap memberimu pelajaran.
Ini hampir seperti ritual kedewasaan: mereka yang pernah jatuh ke nol lalu bangkit, mendapat pelajaran yang tidak bisa dirasakan oleh mereka yang selalu mulus. Mereka tahu rasanya di dasar, sehingga lebih hati-hati, lebih cerdas, dan lebih sabar.
Sampai batas tertentu, kehilangan segalanya satu-dua kali bahkan bisa jadi hal baik: itu menghancurkan ilusi, menyingkirkan orang yang hanya ikut-ikutan. Mereka yang bangkit dari nol, jadi lebih tangguh, lebih cerdas, dan lebih gigih.
Tapi ironisnya:
Jika sejak awal sudah belajar bertahan hidup, kamu bisa menghindari pelajaran kehilangan segalanya itu.
Inilah paradoksnya: pelajaran dari kehilangan segalanya sangat berharga, tapi jika sejak awal punya pola pikir yang benar, pelajaran itu bisa dihindari.
- Jika sejak awal belajar manajemen posisi, tidak akan terkena likuidasi
- Jika sejak awal mengelola risiko, tidak perlu belajar lewat kerugian besar
- Jika sejak awal mengutamakan pelestarian modal, tidak perlu merasakan sakitnya mulai dari nol
- Jika belajar dari kesalahan orang lain, tidak perlu bayar mahal sendiri
"Orang pilihan takdir" belajar bertahan hidup setelah kehilangan segalanya berkali-kali; "kecoa" entah belajar setelah sekali rugi, atau cukup cerdas belajar dari kerugian orang lain. Tapi yang terbaik? Tidak pernah kehilangan segalanya, karena sejak awal sudah paham bertahan hidup.
Kamu tidak perlu menyentuh api untuk tahu itu panas, bisa mendengarkan orang yang sudah pernah terbakar. Tidak perlu membayar mahal untuk belajar.
Tapi kebanyakan orang tidak bisa, mereka harus merasakan sakit sendiri baru percaya, harus jatuh ke nol baru sadar di mana salahnya. Begitulah manusia, harus merasakan sakit baru bisa mengingat.
Pelajarannya sama, bedanya kamu belajar dari pengalaman orang lain (observasi), atau dari uangmu sendiri (pengalaman langsung). Penjudi selalu suka yang kedua.
Waspadai "Perangkap Bertahan Hidup"
Tapi mengutamakan bertahan hidup juga menyimpan bahaya: kamu bisa jadi terlalu takut risiko.
Ya, bertahan hidup memang utama. Tapi pola pikir ini punya sisi gelap yang jarang dibahas: perangkap bertahan hidup.
Ini terbentuk perlahan: kamu mulai hanya ingin tidak rugi, makin hati-hati, menunggu peluang dan narasi baru yang lebih baik. Tapi tanpa sadar, kehati-hatian berubah jadi ketakutan.
Kamu terjebak dalam "perangkap bertahan hidup".
Kamu tidak lagi menunggu peluang bagus, tapi menunggu peluang sempurna, padahal kesempurnaan tidak ada, akhirnya kamu hanya terus menunggu.
Melihat semuanya berlalu: narasi baru muncul? "Tidak ada yang bahas di Twitter, sudahlah." Peluang bagus? "Terlambat, takutnya jebakan."
Setiap kali melewatkan peluang, kepercayaan diri berkurang. Kamu terlalu takut rugi, lupa bahwa tujuan sebenarnya adalah menghasilkan uang.
Kamu menggunakan "menunggu" sebagai alasan, padahal sebenarnya sedang menghindar. Kamu memakai alasan bertahan hidup untuk sepenuhnya menghindari risiko.
Tapi risiko yang moderat dan terukur justru adalah cara untuk profit.
Perangkap bertahan hidup ini sering terjadi pada mereka yang pernah mengalami kerugian besar: mereka pernah kehilangan segalanya, membangun modal lagi, tapi trauma kehilangan membuat mereka tidak berani bertindak lagi.
Selalu ada orang seperti ini di grup: terus menganalisis, berkomentar, tapi tidak pernah membeli. Lima bulan bilang "mau masuk", harga sudah naik dari $100 ke $500, tetap tidak bergerak, karena "mungkin akan koreksi".
Hanya bertahan tanpa bertindak sama saja dengan jadi penonton.
Kamu perlu keseimbangan. Bertahan hidup bukan berarti tidak mengambil risiko, tapi mengambil risiko yang sudah diperhitungkan. Sambil melindungi batas bawah, tetap mengejar batas atas.
Trader top tahu cara bertahan hidup, dan tahu kapan harus bertindak. Mereka tidak terlalu ragu-ragu.
Tujuannya adalah agresi yang terukur, bukan bertahan selamanya.
Jika kamu mendapati dirimu hanya jadi penonton selama berbulan-bulan, melihat peluang lewat satu per satu, selalu menenangkan diri dengan "tunggu waktu/narasi yang lebih baik", berarti kamu sudah jatuh ke perangkap bertahan hidup.
Pasar memberi hadiah pada yang sabar, tapi menghukum yang ragu-ragu.
Belajarlah bertahan hidup, lalu belajar bertindak. Master menguasai keduanya.
Matematika yang Sering Diabaikan: Bertahan Hidup dengan Compounding
Hal ini jarang dibahas: jika terus kehabisan modal, kamu tidak bisa compounding.
Misal mulai dengan 10.000:
- Naik 3 kali lipat jadi 30.000, bagus
- Sekali trading buruk rugi 80%, sisa 6.000
- Naik 5 kali lipat lagi jadi 30.000, pulih
- Lalu 90% modal dipakai lagi, rugi jadi 3.000, kedua kalinya
Kamu menang dua kali besar, tapi total aset malah rugi 70% dari awal.
Bandingkan dengan orang yang fokus bertahan hidup:
- Mulai 10.000
- Sekali trading bagus untung 50%, jadi 15.000
- Menunggu peluang bagus, tetap 15.000
- Trading berikutnya untung 40%, jadi 21.000
- Terus menunggu
- Peluang berikutnya untung 50%, jadi 31.500
- Sabar di tengah noise
- Saat sinyal pasar jelas untung 80%, jadi 56.700
Profit lebih kecil, butuh waktu lebih lama, tapi modal naik 5,7 kali lipat karena tidak pernah mundur (atau mengalami penurunan besar).
Compounding sejati bukan dari trading untung besar, tapi dari pertumbuhan yang konsisten dan stabil.
"Veteran" paham ini, "orang pilihan takdir" baru paham setelah merasakan sakit, yang gagal tidak pernah paham.
Kemampuan Super yang Tak Terlihat: Manajemen Risiko
Manajemen risiko menentukan apakah kamu masih ada di sini lima tahun lagi atau jadi contoh buruk.
Prinsip kunci:
Manajemen Posisi
Jangan sampai satu investasi terlalu besar hingga kamu tidak sanggup menanggung kerugiannya. Jika posisi nol membuatmu tidak bisa tidur, kurangi sampai kamu tenang.
Risiko Lawan Transaksi
Setelah FTX, ini tidak bisa ditawar: jangan simpan aset besar di centralized exchange. Jika bukan kamu yang pegang, itu bukan uangmu.
Di kripto tidak ada "terlalu besar untuk gagal", setiap kali tarik ke wallet self-custody.
Leverage = Memperbesar Kehancuran
Leverage bisa memperbesar keuntungan, juga memperbesar kerugian, membuatmu rentan terhadap flash crash dan likuidasi. 10 Oktober hanya salah satu contohnya, pasar tidak pernah berbelas kasih pada leverage tinggi.
Kalau mau pakai, harus sangat hati-hati, dan sadar bisa kehilangan segalanya.
Manajemen Likuiditas
Selalu sisakan dana cadangan. Saat semua orang panik, punya cash berarti bisa menangkap peluang. Tapi ini butuh disiplin tidak mengunci semua uang di puncak. Peluang terbaik sering muncul saat pasar berdarah, asalkan kamu masih punya amunisi.
Pemutus Emosi
Buat aturan saat emosi stabil: setelah rugi besar berhenti, saat untung sebagian take profit, tidak revenge trading, tidak FOMO mengejar harga tinggi.
Pasar terus menguji disiplin, lindungi diri dengan aturan.
Manajemen risiko adalah cara cerdas bertahan sampai peluang berikutnya muncul.
Menunggu Peluang yang "Cukup Baik"
Menunggu adalah inti dari trading, bahkan bagian terpenting.
Trader top hanya bertindak saat peluang "cukup baik": mereka mengikuti narasi baru, melacak pergerakan smart money, membaca laporan, terus membandingkan pola siklus saat ini dan masa lalu.
Peluang "cukup baik" berarti risk-reward jelas menguntungkan, benar-benar paham narasi, yakin pada logika, dan bisa membangun posisi dengan tenang.
Momen seperti ini sangat jarang, jadi harus sabar menunggu.
Untuk menang, tidak perlu ikut semua tren, justru ingin ikut semua malah akan kalah.
Tidak trading juga adalah sebuah trading.
Perangkap Perbandingan
Media sosial memperparah masalah: semua orang pamer profit, postingan "sudah bilang dari dulu" dan "10 ribu jadi 1 juta", menciptakan ilusi "semua orang kaya kecuali saya".
Tapi yang tidak kamu lihat: mereka yang diam-diam keluar setelah rugi besar, yang tanggal 10 Oktober belum pulih.
Survivorship bias itu nyata dan kejam: yang pamer profit hanyalah penyintas. Di balik setiap yang pamer, ada banyak yang sudah rugi dan keluar.
Jadi saat ada yang tanya "sudah n tahun di kripto kok belum kaya?", pertanyaan itu sendiri menunjukkan ketidaktahuan.
Tahun-tahun itu bisa termasuk:
- Beberapa bulan bear market, strategi terbaik hanya menonton
- FTX runtuh, banyak orang kehilangan semua aset
- Beberapa kali flash crash, posisi leverage dilikuidasi
- Banyak scam yang mengejutkan peserta
- Kesalahan mahal yang sebenarnya adalah biaya belajar
- Waktu yang dihabiskan untuk belajar, bukan berjudi
Jika setelah n tahun di sini kamu masih punya modal, paham pasar, dan tahu kapan masuk-keluar, sebenarnya kamu sudah sangat baik.
Mungkin belum kaya, tapi sudah siap menunggu peluang berikutnya.
Bandingkan dengan yang tiga tahun empat kali rugi besar: waktu sama, satu bertahan, satu tidak.
Berhenti membandingkan perjalananmu dengan highlight orang di internet. Setiap orang punya timeline, toleransi risiko, dan modal awal yang berbeda.
Satu-satunya perbandingan bermakna adalah pertumbuhan diri: jika pengetahuan, modal, dan strategi lebih baik dari tahun lalu, kamu adalah pemenang.
Belajar Dulu, Baru Menghasilkan Uang
Semua trader sukses pernah melewati masa belajar.
Di fase ini kamu tidak bisa menghasilkan uang besar, tapi membayar biaya belajar dan pelajaran: memahami psikologi pasar, mengenali sinyal bahaya, menguasai irama siklus, memahami logika narasi.
Fase ini tidak bisa dilewati.
Ada yang mencoba: masuk saat bull market, untung beberapa kali karena hoki, merasa sudah paham. Begitu pasar berbalik, rugi semua, karena pondasi tidak kuat. Menghasilkan uang dulu baru belajar, tidak akan bertahan lama.
Para "veteran" belajar bertahun-tahun: membaca whitepaper, paham arsitektur L1, mengerti mekanisme DeFi, menelanjangi skema ponzi, membedakan value creation dan extraction. Saat bear market sepi, mereka sibuk belajar.
"Orang pilihan takdir" akhirnya juga sadar harus belajar, setelah berkali-kali rugi baru tahu keberuntungan saja tidak cukup.
Pola selalu sama: belajar dulu, baru menghasilkan uang.
Mereka yang mencoba untung tanpa belajar akhirnya rugi; yang belajar dulu memang lambat, tapi begitu untung bisa mempertahankan.
Jadi, sudah n tahun di kripto tapi belum kaya bukan berarti gagal, mungkin kamu menghabiskan n tahun untuk belajar: mengumpulkan pengetahuan, membangun insting pasar, menguasai manajemen risiko. Itu bukan membuang waktu, tapi membangun fondasi.
Fase profit ada di depan. Saat itu tiba, kamu sudah siap, karena saat orang lain berjudi atau mengeluh, kamu sedang bekerja keras.
Bertahan Sampai Peluang Berikutnya Muncul
Kebenaran utama di dunia kripto: kamu hanya perlu tetap ada saat peluang besar berikutnya muncul.
Setelah FTX runtuh, banyak orang merasa kripto sudah mati. Tapi jika kamu bertahan, kamu bisa menunggu siklus berikutnya, menangkap peluang berikutnya.
Setelah 10 Oktober dan flash crash melikuidasi trader leverage, para pesimis berubah jadi bear, bilang puncak sudah tercapai, siklus selesai. ** Eh, para pesimis ini mungkin sudah lama keluar.
Tapi jika kamu bertahan, kamu bisa menunggu gelombang berikutnya.
Setiap bencana melahirkan generasi penyintas baru dan mereka yang keluar. Penyintas bertahan sampai sesuatu yang baru muncul, yang keluar akan melewatkannya.
Bitcoin pernah divonis mati, lalu Ethereum, lalu NFT "akan jadi nol", setiap bear market disebut "akhir kripto". Tapi selalu ada hal baru lahir, dan mereka yang bertahanlah yang menangkapnya.
Tugasmu bukan menebak peluang berikutnya apa, tapi bertahan sampai itu muncul.
Bisa jadi terobosan scaling, teknologi baru yang seru, atau sesuatu yang tak pernah terpikirkan. Kamu tidak bisa memprediksi.
Tapi selama kamu bertahan, kamu akan tetap ada. Inilah keunggulan yang sebenarnya penting.
Sejujurnya, bertahan hidup sering terasa tidak enak.
Melihat peluang lewat karena risikonya tidak cocok, merasa diri lambat seperti kura-kura, orang lain melaju seperti kelinci.
Tapi intinya: bergerak lambat lebih baik daripada tidak bergerak sama sekali.
Mereka yang berlari kencang sudah jatuh ke jurang, mereka sudah tidak ada.
Setiap hari bertahan membuatmu lebih cerdas, setiap modal yang diselamatkan adalah bahan bakar untuk peluang berikutnya.
Kura-kura menang dari kelinci bukan karena lebih cepat, tapi karena kelinci membuat kesalahan, mengambil risiko tidak perlu, dan gagal menyelesaikan lomba.
Kamu tidak perlu cepat, cukup terus bergerak. Terus belajar. Terus menjaga modal. Terus bertahan.
Pada akhirnya, kamu akan memenangkan perlombaan.
Disclaimer: Konten pada artikel ini hanya merefleksikan opini penulis dan tidak mewakili platform ini dengan kapasitas apa pun. Artikel ini tidak dimaksudkan sebagai referensi untuk membuat keputusan investasi.
Kamu mungkin juga menyukai
Terjebak di Antara
Bitcoin berkonsolidasi dalam kisaran bearish ringan antara $97K dan $111,9K. Akumulasi di dekat $100K memberikan dukungan, namun resistensi di atas $106K membatasi kenaikan. Arus keluar ETF, leverage rendah, dan permintaan opsi put yang terus-menerus mencerminkan pasar yang hati-hati menunggu keyakinan baru.

Industri kripto mengalami gelombang merger dan akuisisi: Raksasa sedang membeli di harga bawah, ekosistem Web3 sedang direstrukturisasi
Ketika proyek-proyek kecil masih sibuk mengkhawatirkan pendanaan putaran berikutnya dan peluncuran token, para raksasa sudah menggunakan uang tunai untuk membeli waktu dan melakukan akuisisi demi masa depan.

Delapan Potensi Risiko Utama Stablecoin
Stablecoin, sebagai inovasi penting di bidang cryptocurrency, meskipun dirancang dengan tujuan "stabilitas", namun potensi bahaya dan risikonya telah menarik perhatian luas dari lembaga pengawas global, komunitas akademik, dan pasar.

Pasar emas kedatangan pemain besar! Raksasa stablecoin Tether merekrut trader top dari HSBC
Tether merekrut tim inti logam mulia dari HSBC, secara agresif memasuki pasar logam mulia dan mengguncang struktur industri yang ada. Dalam beberapa tahun terakhir, perusahaan ini telah mengumpulkan salah satu cadangan emas terbesar di dunia.

