Ethereum saat ini sedang menghadapi tekanan jual jangka pendek, namun prospek jangka panjangnya tetap cukup bullish menurut berbagai indikator. Sentimen seputar ETH cukup datar selama dua minggu terakhir setelah peristiwa likuidasi massal yang brutal pada 10 Oktober.
Data derivatif menunjukkan open interest berada di kisaran $19-20 miliar, turun dari $27 miliar sebelum likuidasi. Ini sebenarnya merupakan pasar yang relatif deleveraged, yang biasanya menandakan sentimen bearish dalam jangka pendek. Tingkat pendanaan hampir tidak positif dan bahkan sempat negatif dalam beberapa minggu terakhir.
Yang mengkhawatirkan adalah data NetFlow bursa. Pada 15 Oktober, rata-rata pergerakan 7 hari menunjukkan arus keluar besar-besaran sebesar -31k ETH, yang berarti terjadi akumulasi besar. Namun sekarang telah berbalik menjadi lebih dari +3k arus masuk, menyoroti tekanan jual meskipun harga menurun. Sampai tren ini berbalik, para trader harus waspada terhadap potensi penurunan lebih lanjut.
Namun, ada sisi positifnya. Ethereum masih diperdagangkan jauh di atas level dukungan fundamentalnya, yaitu harga realisasi di $2.300. Penurunan di bawah level tersebut biasanya menandakan kapitulasi dan pasar bearish. Rasio MVRV berada di 1,67, yang berarti para holder saat ini rata-rata memperoleh keuntungan 67%.
Jadi para holder masih untung namun belum berlebihan, dan pasar tidak dalam kondisi euforia. Ini sebenarnya kombinasi yang sehat bagi para bull dalam jangka menengah. Kenaikan lebih lanjut bisa terjadi setelah fase konsolidasi ini, terutama dengan kabar bahwa ETF multi-coin baru milik T. Rowe Price kemungkinan akan memasukkan Ethereum.
Kesimpulan
Ethereum menghadapi tekanan jual jangka pendek dengan arus masuk bursa yang meningkat, namun MVRV di 1,67 dan perdagangan di atas harga realisasi $2.300 menunjukkan prospek bullish jangka panjang yang tetap sehat.
Juga Baca: Pendiri Meteora Menghadapi Gugatan Hukum
