Bloomberg: Hyperliquid saat ini dikendalikan oleh sekelompok kecil orang dalam dan kurang pengawasan regulasi formal

BlockBeats News, 17 Oktober, menurut laporan Bloomberg, Hyperliquid saat ini dikendalikan oleh sebagian kecil orang dalam, yang memicu keraguan terhadap tingkat desentralisasinya. Bagi para pendukungnya, termasuk Paradigm dan Pantera Capital, ini bukan hanya taruhan pada masa depan keuangan digital, tetapi juga pengingat bahwa seluruh industri masih beroperasi di luar sistem regulasi formal.

Pada dasarnya, Hyperliquid adalah platform perdagangan minimalis yang dijalankan oleh Hyperliquid Labs yang berbasis di Singapura, dengan tim sekitar 15 orang. Sesuai praktik industri, antarmuka situs web akan memblokir pengguna Amerika Serikat, tetapi siapa pun dapat berdagang di blockchain yang mendasarinya. Tidak memerlukan verifikasi identitas adalah daya tarik utamanya, yang juga mencerminkan pola awal: platform perdagangan yang tumbuh pesat dengan model serupa sering kali dengan cepat menarik perhatian regulator.

Jika HLP diibaratkan sebagai mesin, maka node validator adalah ruang kontrolnya. Hyperliquid memiliki sekitar 24 node validator, sedangkan jaringan Ethereum memiliki lebih dari satu juta. Para kritikus berpendapat bahwa ini menyebabkan kekuasaan terlalu terpusat. Hyper Foundation mengendalikan hampir dua pertiga dari HYPE yang di-stake—token asli mereka—sehingga memiliki pengaruh signifikan dalam pengambilan keputusan dan tata kelola node validator, meskipun dalam beberapa keputusan terakhir, node mereka memilih abstain untuk menghormati konsensus komunitas.

Kepala penelitian perusahaan node validator blockchain Chorus One, Kam Benbrik, menyatakan, "Jika Anda menguasai lebih dari dua pertiga staking, Anda pada dasarnya dapat mengendalikan rantai." Saat ini, sikap Washington yang relatif longgar memberikan ruang bagi Hyperliquid untuk berkembang. Pertanyaannya adalah, berapa lama lagi mereka bisa terus beroperasi di luar pengawasan regulator.