Berita
Tetap terinformasi dengan tren kripto terbaru melalui liputan mendalam dari para ahli kami.
Kilat
- 15:30CI Global Asset Management melakukan staking ETH senilai 130 juta dolar ASMenurut ChainCatcher, berdasarkan pemantauan Arkham, CI Global Asset Management memegang ETH senilai 620.61 juta dolar AS dalam ETF ETHX mereka, di mana 130 juta dolar AS ETH telah di-staking. ETF mereka masih memegang sekitar 490.85 juta dolar AS ETH yang belum di-staking.
- 15:14Merlin Chain: Pendapatan BTCFi tumbuh stabil, 50% pendapatan akan terus digunakan untuk pembelian kembali MERLChainCatcher melaporkan bahwa Merlin Chain secara resmi mengumumkan di Twitter bahwa ekosistem BTCFi mereka terus menghasilkan pendapatan yang stabil dan berkelanjutan di berbagai chain, dengan sumber pendapatan mencakup staking, likuiditas, dan protokol hasil. Berdasarkan rencana resmi, lebih dari 50% pendapatan akan digunakan untuk pembelian kembali token $MERL secara berkelanjutan. Mekanisme pembelian kembali terkait telah dijalankan dan akan terus dilanjutkan dalam jangka panjang. Pihak resmi menekankan bahwa pembangunan Merlin Chain terhadap BTCFi tidak hanya berfokus pada ekspansi ekosistem, tetapi juga pada pengembalian nilai nyata dari pertumbuhan ekosistem kepada komunitas.
- 15:14Filipina berencana meluncurkan sistem anggaran berbasis blockchain, pakar hukum memperingatkan risikoChainCatcher melaporkan bahwa Senat Filipina sedang meninjau RUU No. 1330, yang diajukan oleh Senator Paolo Benigno “Bam” Aquino IV pada akhir Agustus, dengan rencana mengalokasikan sekitar 8,6 juta dolar AS untuk mencatat anggaran negara di blockchain, bertujuan meningkatkan transparansi pengeluaran pemerintah dan menekan korupsi. Langkah ini diambil di tengah kekhawatiran publik yang kuat terkait dugaan pelanggaran pada proyek infrastruktur senilai sekitar 9,2 miliar dolar AS. Namun, beberapa pakar hukum menyatakan kekhawatirannya. Mantan Jaksa Agung Filipina, Florin Hilbay, memperingatkan bahwa penggunaan teknologi blockchain saja tidak secara otomatis mendorong transparansi atau mencegah korupsi, bahkan bisa menyederhanakannya menjadi “alat pemasaran”. Pakar hukum teknologi, Russell Geronimo, menyoroti bahwa masalahnya bukan pada kurangnya buku besar yang tidak dapat diubah, melainkan lemahnya pengawasan pengadaan, audit, dan mekanisme perlindungan pelapor. Asosiasi Pengacara Fintech Filipina juga mengingatkan bahwa jika infrastruktur blockchain dikendalikan oleh entitas swasta, hal ini dapat menyebabkan privatisasi data publik secara de facto. Mereka menyarankan agar pemerintah tetap memegang kepemilikan dan kendali atas data anggaran, serta menggunakan protokol open source untuk mencegah vendor lock-in dan monopoli.